Lokasi rumah Marcellinus Didiek Ananto , dan Daftar Lokasi Gua Maria di seluruh Indonesia

Prediksi Soal UN 2008 Untuk SMA

Bagi Siswa/i SMA Fransiskus BaLam silahkan unduh prediksi soal UN 2008, semoga dapat membantu belajarmu dalam menghadapi UN 2008

Prediksi soal Un 2008.

Anda bisa mendownloadnya di sini dengan mengklik di bawah ini:

Prediksi Soal UN 2008 Matematika
Prediksi Soal UN 2008 Bahasa Indonesia
Prediksi Soal UN 2008 Bahasa Inggris
Prediksi Soal UN 2008 Fisika
Prediksi Soal UN 2008 Kimia
Prediksi Soal UN 2008 Biologi

Kunci Jawaban Prediksi soal UN 2008 Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris


SKL UN 2008

SKL Ujian Nasional untuk SMP (SKL UN SMP).
Silahkan download di sini SKL UNAS SMP format DOC

SKL Ujian Nasional untuk SMP dan SMA semua jurusan
Silahkan download di sini SKL UJIAN NASIONAL SMP DAN SMA Semua Jurusan format PDF


Unduh Segera KISI-KISI / PANDUAN MATERI UJIAN NASIONAL 2008 SMA IPA, IPS, BAHASA dan SMK, SMP, SD.

Bagi semua anak-anak SMA Fransiskus silahkan unduh (download) kisi-kisi / panduan UAN 2008, manfaatkan sebaik-baiknya.

Selamat Belajar Semoga Sukses.

SMA/MA

IPA

IPS


BAHASA

SMK

SD

SMP/MTs

Cara Menghitung Byte Ke Bit atau Sebaliknya

Perhitungan dengan mengkonversikan dari byte ke bit maupun sebaliknya tidak jarang terjadi dalam perhitungan suatu kapasitas, misalnya dalam perhitungan lebar pita untuk mentransmisikan data dari suatu alat ke alat lainnya. Berikut uraian singkat untuk konversi hal tersebut.

Jika satuan yang anda gunakan adalah byte, maka nilai yang ada pada byte harus dikali dengan delapan, seperti kita ketahui, 1 byte adalah 8 bit. Begitu juga untuk mengkonversikan dari byte ke bit, dimana 1 bit adalah 1/8 bit. Misalnya berapa byte kah nilai desimal dari 1 kilo bit? Cara menghitungnya adalah sebagai berikut:


*1 byte = 8 bit
*1 kilo bit = 1024 bit
*Sehingga 1 kilo byte = 1024 x 8 bit = 8192 bit
Begitu juga dengan pertanyaan berikut, berapa bit kah 1 kilo byte? Cara menghitungnya adalah sebagai berikut:


*1 byte=8 bit atau 1 bit=1/8 byte
*1 kilo byte = 1024 / 8 bit = 128 bit

Pendidikan Bermutu di tengah Pentas Budaya Instan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

Zaman sudah berubah. Semua orang maunya serba cepat. Jadinya, cenderung mengabaikan proses tapi ingin segera mendapat hasil. Apalagi di negara dengan etos kerja rendah seperti Indonesia. Akibatnya, budaya instan mulai masuk ke setiap kehidupan kita. Hidup di zaman modern seperti sekarang ini segala sesuatu dapat kita dapatkan dengan mudah, praktis dan cepat. Kemajuan teknologi telah memanjakan kita. Mau ngobrol dengan rekan atau saudara yang bermukim di belahan dunia lain, tinggal angkat telepon atau buka internet. Ingin belanja atau makan di restoran tapi malas keluar, tinggal pesan lewat telepon atau beli lewat situs. Mau transaksi —transfer uang, bayar listrik, kartu kredit, beli pulsa— tidak perlu susah-susah ke bank atau ATM. Semua bisa dilakukan lewat handphone. Bagi cewek-cewek yang ingin rambut panjang tidak perlu harus menunggu sampai berbulan-bulan. Cukup tunggu ½ jam saja dengan teknik hair extension, rambut bisa panjang sesuai keinginan.

Maklum, orang makin sibuk. Malas direpotkan dengan hal-hal ribet. Maunya serba instan. Salahkah itu?, selama masih mengikuti hukum alam, serba instan itu sah-sah saja. “Hidup yang baik dan sukses adalah hidup yang sesuai dengan proses alam”. Sampai level tertentu teknologi bisa kita pakai untuk mempercepat hal-hal yang bisa dipercepat sesuai hukum alam. Kemajuan teknologi dan tuntutan zaman, memungkinkan kita mendapatkan sesuatu serba cepat. Tetapi tidak asal cepat. Kualitas harus tetap terjaga. “Padi 100 hari baru panen itu bagus”. Tapi ingat itu ada yang bisa dipercepat. Mestinya, hasilnya harus lebih baik. Jadi, cepat, baik dan bermutu harus berlangsung bersama.

Sayangnya, yang terjadi justru sebaliknya. Mendapatkan sesuatu dengan mudah membuat orang enggan bersusah payah. Tak mau melewati proses. Alias malas. Yang penting cepat !. Bermutu atau tidak, itu urusan nanti. Berorientasi hanya pada hasil. Proses tidak penting. Parahnya, “virus” itu sudah menyebar ke berbagai aspek kehidupan. Ingin sukses dengan cara instan. Jadilah, banyak orang korupsi, punya gelar palsu, beli skripsi, ijazah aspal, asal lulus, cepat kaya lewat penggandaan uang dan lain sebagainya. Kalau memang berat, membosankan dan ketinggalan zaman mengapa kita harus bermutu? Kalau ada cara cepat yang memberi hasil, mengapa tidak dicoba?. Lebih lanjut, sekarang ini sudah terjadi pergeseran nilai di masyarakat. Orang makin individualis dan cenderung melecehkan hak orang lain. Untuk mengejar kesuksesannya, orang tak ragu-ragu mengorbankan orang lain.


Pendidikan Cenderung Dibisniskan.

Munculnya berbagai cara yang mengarah pada pelanggaran etika akademik yang dilakukan perguruan tinggi kita untuk memenangkan persaingan, menunjukkan bahwa pendidikan kini cenderung dipakai sebagai ajang bisnis. Pola promosi yang memberikan kemudahan dan iming-iming hadiah merupakan suatu gambaran bahwa perguruan tinggi tersebut tidak ada inovasi dalam hal kualitas pendidikan. Kecenderungan tersebut akan menghancurkan dunia pendidikan, karena akhirnya masyarakat bukan kuliah untuk meningkatkan kualitas diri, melainkan hanya mengejar gelar untuk prestise. Kondisi pendidikan tinggi saat ini cukup memprihatinkan. Ada PTS yang mengabaikan proses pendidikan. Bahkan ada PTS yang hanya menjadi mesin pencetak uang, bukan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Hal Ini yang membuat persaingan menjadi semakin tidak sehat.

Produk lulusan perguruan tinggi yang proses pendidikannya asal-asalan dan bahkan akal-akalan, juga cenderung menghalalkan segala cara untuk merekrut calon mahasiswa sebanyak-banyaknya, dengan promosi yang terkadang menjebak dengan iming-iming hadiah yang menggiurkan. Apakah ini gambaran pendidikan berkualitas ?. Bahkan ada beberapa PTS di Jakarta yang memainkan range nilai untuk meluluskan mahasiswanya, karena mereka takut, ketika selesai ujian akhir (UTS/UAS) banyak mahasiswanya yang tidak lulus alias IP/IPK nasakom. Sehingga mereka lulus dengan angka pas-pasan yang sebenarnya mahasiswa tersebut tidak lulus. Dalam hal ini semua pihak harus melakukan introspeksi untuk bisa memberi pelayanan pendidikan yang berkualitas. Kopertis, harus bersikap tegas menindak Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang melanggar dan mensosialisasikan aturan yang tak boleh dilanggar oleh PTS. Pengelola perguruan tinggi juga harus menghentikan semua langkah yang melanggar aturan. Kunci pengawasan itu ada secara bertahap di tangan Ketua Program Studi, Direktur, Dekan, Rektor dan Ketua Yayasan.


Tantangan Lulusan Sarjana di Era Informasi.

Ketika para sarjana memadati berbagai arena bursa kerja untuk menawarkan ilmu dan ijazah mereka, iklan-iklan penerimaan mahasiswa baru juga nyaris memenuhi halaman-halaman surat kabar. Dua fenomena tersebut ironis. Promosi Perguruan Tinggi untuk menjaring calon mahasiswa sama "gencarnya" dengan peningkatan pengangguran lulusan. Di sisi lain, perlu diajukan pertanyaan, kualifikasi apakah sebenarnya yang disyaratkan oleh para pencari tenaga kerja lulusan sarjana Perguruan Tinggi ini ?

Jawaban yang diperoleh para peneliti umumnya adalah campuran kualitas personal dan prestasi akademik. Tetapi pencari tenaga kerja tidak pernah mengonkretkan, misalnya, seberapa besar spesialisasi mereka mengharapkan suatu program studi di Perguruan Tinggi. Kualifikasi seperti memiliki kemampuan numerik, problem-solving dan komunikatif sering merupakan prediksi para pengelola Perguruan Tinggi daripada pernyataan eksplisit para pencari tenaga kerja. Hasil survei menunjukkan perubahan keinginan para pencari tenaga kerja tersebut adalah dalam hal kualifikasi lulusan Perguruan Tinggi yang mereka syaratkan.

Tidak setiap persyaratan kualifikasi yang dimuat di iklan lowongan kerja sama penting nilainya bagi para pencari tenaga kerja. Dalam prakteknya, kualifikasi yang dinyatakan sebagai "paling dicari" oleh para pencari tenaga kerja juga tidak selalu menjadi kualifikasi yang "paling menentukan" diterima atau tidaknya seorang lulusan sarjana dalam suatu pekerjaan.

Yang menarik, tiga kualifikasi kategori kompetensi personal, yaitu kejujuran, tanggung jawab, dan inisiatif, menjadi kualifikasi yang paling penting, paling dicari, dan paling menentukan dalam proses rekrutmen. Kompetensi interpersonal, seperti mampu bekerja sama dan fleksibel, dipandang paling dicari dan paling menentukan. Namun, meskipun sering dicantumkan di dalam iklan lowongan kerja, indeks prestasi kumulatif (IPK) sebagai salah satu indikator keunggulan akademik tidak termasuk yang paling penting, paling dicari, ataupun paling menentukan.

Di sisi lain, reputasi institusi Pendidikan Tinggi yang antara lain diukur dengan status akreditasi program studi sama sekali tidak termasuk dalam daftar kualifikasi yang paling penting, paling dicari, ataupun paling menentukan proses rekrutmen lulusan sarjana oleh para pencari tenaga kerja.

Ada kecenderungan para pencari tenaga kerja "mengabaikan" bidang studi lulusan sarjana Dalam sebuah wawancara, seorang kepala HRD sebuah bank di Cirebon menegaskan, kesesuaian kualitas personal dengan sifat-sifat suatu bidang pekerjaan lebih menentukan diterima atau tidaknya seorang lulusan Perguruan Tinggi. Misalnya, posisi sebagai kasir bank menuntut kecepatan, kecekatan, dan ketepatan. Maka, lulusan sarnaja dengan kualitas ini punya peluang besar untuk diterima meskipun latar belakang bidang pendidikannya tidak sesuai. Kepala HRD itu mengatakan, "Saya pernah menerima Sarjana Pertanian dari Bogor sebagai kasir di bank kami dan menolak Sarjana Ekonomi manajemen dari Bandung yang IPK-nya sangat bagus."

Kualifikasi-kualifikasi yang disyaratkan dunia kerja tersebut penting diperhatikan oleh pengelola Perguruan Tinggi untuk mengatasi tidak nyambung-nya antara Perguruan Tinggi dengan dunia kerja dan pengangguran lulusan. Jika pembenahan sistem seleksi mahasiswa baru dimaksudkan untuk menyaring mahasiswa sesuai kompetensi dasarnya, perhatian pada kualifikasi yang dituntut pasar kerja dimaksudkan sebagai patokan proses pengolahan kompetensi dasar tersebut. Untuk itu semua, kerja sama Perguruan Tinggi dan dunia kerja adalah perlu.

___________
Tata Sutabri S.Kom, MM -- Deputy Chairman of STMIK INTI INDONESIA, Pemerhati Dunia Pendidikan TI, Jl. Arjuna Utara No.35 – Duri Kepa Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510 Telp. 5654969, e-mail : tata.sutabri@inti.ac.id .

Sumber : http://artikel.total.or.id

Sudah saatnya SARJANA KOMPUTER Indonesia GO INTERNATIONAL

Banyak orang di Indonesia kesulitan mencari kerja, sementara itu katanya di luar negeri banyak lowongan kerja terutama untuk bidang yang berhubungan dengan teknologi informasi, bidang "high-tech". Betulkah demikian ? dan apa mungkin lulusan Perguruan Tinggi Indonesia bisa bekerja di luar negeri ?

Mengutip sebuah survey yang telah dilakukan oleh PT Work IT Out yang dipimpin oleh Heru Nugroho, meski masih banyak dibutuhkan di dalam negeri, peluang kerja bagi tenaga kerja TI untuk keluar negeri pun terbuka luas, Kesempatan tetap terbuka, apalagi didukung oleh faktor bergesernya dominasi India yang dikenal sebagai sumber SDM TI, tawaran gajinya pun cukup menggiurkan. Bayangkan, untuk tenaga kerja TI kelas pemula sampai menengah, perusahaan di luar negeri berani menawarkan upah sekitar US$ 400 sampai US$ 600 (sekitar Rp 3, 6 juta sampai Rp 5,5 juta) per bulan. Di kelas yang sama di dalam negeri, paling mereka hanya ditawarkan gaji sekitar Rp 900.000 sampai Rp 2,5 juta per bulannya. Itu baru yang pemula. Untuk yang sudah punya keahlian spesifik dan berpengalaman, di luar negeri gajinya bisa mencapai US$ 2.000 - 2.500 (sekitar Rp 18,2 juta sampai 22,7 juta) per bulan. Tiga kali lipat dibanding di dalam negeri yang pasarannya sekitar Rp 7 sampai 10 juta.

Bidang kerja TI yang terbuka pun beragam dan hampir sama dengan yang ada di lokalan. Kebetulan kebanyakan yang dicari adalah engineer untuk networking dan wireless serta programmer. Kelihatannya trend yang sedang terjadi adalah orang atau perusahaan ingin membuat perangkat networking seperti produk dari Cisco. Untuk itu memang dibutuhkan banyak orang yang dapat membuat program dalam level C, C++ dengan real-time OS dan memiliki latar belakang (pengetahuan) di bidang telekomunikasi dan networking. Lowongan webmaster, UNIX administrator pun tidak sedikit. Jenis-jenis lowongan pekerjaan yang ditawarkan sangat banyak . Hanya saja, tenaga TI yang memiliki kemampuan terspesialisasi seringkali dicari, sayangnya agak susah mencari tenaga kerja yang sudah spesifik ini, dan kalau saya tuliskan mungkin daftar lowongan tersebut sepanjang artikel ini.

Nah, kalau melihat situasi seperti itu akan sangat mengenaskan jika orang Indonesia yang bergerak di bidang Teknologi Informasi tidak bisa mendapatkan pekerjaan semacam itu. Masalahnya memang tidak mudah. Mungkin memang kemampuan hasil perguruan tinggi di Indonesia tidak memadai ? Berapa banyak sih perguruan tinggi di Indonesia yang mampu menghasilkan "software engineer" yang handal ? Mungkin di Indonesia baru mampu menghasilkan programmer kelas papan bawah ? Jika memang anda programmer atau software engineer yang handal, apakah anda mengenal istilah-istilah ini: lex, yacc, compiler construction, grammer, token, CMM, dan sebagainya ?

Sebagai gambaran bahwa kebutuhan terhadap tenaga IT di bidang industri software baik di luar negeri maupun di dalam negeri, adalah sebagai berikut : Tenaga IT di luar negeri, untuk tahun 2015, diperkirakan 3,3 juta lapangan kerja. Sedangkan Tenaga IT domestik, berdasarkan proyeksi pertumbuhan industri pada tahun 2010 target produksi 8.195.33 US $, dengan asumsi produktifitas 25.000 perorang, dibutuhkan 327.813 orang

Selain contoh di atas, kita ambil negara lain seperti Jerman. Mengapa negara sekaliber Jerman mesti mendapat suplai tenaga TI dari luar negaranya ? Kurang sumber daya ? Dugaan itu ternyata betul. Perkembangan pesat teknologi informasi memang tidak hanya membuat ketar-ketir negara dunia ketiga, negara "dunia pertama" macam Jerman pun mulai merasakan akibatnya: kekurangan pakar TI yang tidak bisa didapatkan dari kalangan sendiri.

Maklum, jumlah yang dibutuhkan juga tak bisa dibilang sedikit. Tercatat saat ini sekitar 75.000 orang diperlukan oleh Jerman. Itu baru Jerman, belum negara lain. Tahukah Anda ternyata negara sebesar dan semaju Amerika Serikat pun masih mengimpor tenaga TI dari negara-negara di Asia, seperti India dan Cina. Nah, ini namanya peluang kan ?

Lowongan dari luar Indonesia untuk tenaga kerja TI kita banyak. yang tercatat pada kami bisa puluhan ribu lowongan," jelas Edi S. Tjahya, managing director JobsDB.com - sebuah portal informasi lowongan kerja. Lowongan sebanyak itu pun baru untuk wilayah Asia Pasifik. Secara kualitatif, kondisi sumber daya manusia Indonesia di bidang IT tidak kalah kualitas dibanding SDM dari negara seperti India sekalipun, papar Heru Nugroho, CEO PT Work IT Out, sebuah perusahaan penyalur tenaga kerja TI ke luar negeri.

Di dalam negeri sendiri untuk layanan informasi publik, tenaga IT yang dibutuhkan untuk sektor ini, ialah tenaga untuk mengelola e-government. Perkembangan kebutuhan terhadap tenaga untuk mengelola e-governmet akan sejalan dengan perkembangan implementasi e-governement. Sebagai gambaran menyeluruh terhadap kebutuhan ini, dapat dilihat dari jumlah lembaga pemerintah pusat, kabupaten/kota dan lembaga lainnya. Berdasarkan kasus pengelola e-government di Kalimantan Timur, yang mengelola e-governemt untuk 14 layanan, menggunakan tenaga IT 11 orang, maka untuk seluruh instansi pemerintah, memerlukan paling sedikitnya memerlukan 5.489.

Sedangkan layanan komersial, tenaga IT di bidang ini ialah personil yang bekerja di bidang jasa di berbagai bidang dimana transaksi dengan konsumen dan kliennya menggunakan dukungan teknologi telematika, seperti e-bisnis, e-health yang dikelola swasta, e-education yang dikelola swasta, media saiber. Untuk media saiber, jika seluruh media cetak dan elektronik yang ada sekarang akan mengembangkan media saiber dengan perkiraan satu media menggunakan 21 tenaga IT, maka dibutuhkan 40.341.

Sebagai gambaran kebutuhan tenaga IT di bidang industri di bawah ini dikemukakan dalam konsep blue book yang disusun ITB (lihat www.bhtv.web.id).

Untuk memenuhi kebutuhan SDM di bidang IT dewasa ini diisi oleh tenaga-tenaga lulusan pendidikan tinggi baik dari jurusan teknologi informasi atau jurusan lainnya, sekolah kejurunan dan kursus-kusus di bidang telematika. Perguruan Tinggi di bidang TI atau telematika tampak beraneka ragam baik dari konsentrasi bidang kajian mapun jenjang kelembagaannya. Dilihat dari konsentrsai kajian, terdapat keanekaragaman antara lain, ilmu komputer, teknologi komputer, manajemen informatika, teknik informatika, sistem informasi, komputerisasi akutansi.

Jumlah perguruan Tinggi yang termasuk dalam kategori di atas berdasarkan data Depertemen Pendidikan Nasional, terdapat 476 Perguruan Tinggi (berdasarkan data Depdiknas). Jumlah lulusan di bidang ini, menurut data Depdiknas dari 256 Perguruan Tinggi negeri dan swasta setiap tahun mengasilkan 16.430

Data lain (sumber aptikom)menunjukkan pada saat ini terdapat sekitar 200 perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki program studi terkait dengan teknologi informasi untuk jenjang pendidikan sarjana, magister, dan doktoral serta sekitar 300 perguruan tinggi untuk jenjang pendidikan diploma-III dan diploma-IV, yang keseluruhannya menghasilkan kurang lebih 25,000 lulusan setiap tahunnya. Banyak pengamat industri menilai bahwa jumlah tersebut sangat jauh dari kebutuhan industri yang sebenarnya, yang dapat mencapai sekitar 500,000 per tahun. Berdasarkan estimasi perencanaan, keberadaan ini baru akan dicapai pada tahun 2020 yaitu pada saat jumlah lulusan perguruan tinggi di Indonesia sekitar 6 juta orang per tahun (United Nations, 2002) – dengan asumsi bahwa sekitar 7% mahasiswa mengambil disiplin ilmu teknologi informasi.

Perlu diperhatikan bahwa keseluruhan program studi informatika tersebut merupakan komunitas pendidikan yang bertujuan untuk melahirkan kelompok yang oleh United Nations diistilahkan sebagai IT Workers atau orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan formal (akademis) terkait dengan bidang teknologi informasi. Sementara itu, program studi lain – seperti ekonomi, manajemen, kedokteran, akuntansi, sastra, hukum, dan lain sebagainya – yang dalam kurikulumnya memperkenalkan pula penggunaan teknologi informasi sebagai penunjang pelaksanaan aktivitas sehari-hari digolongkan sebagai institusi pendidikan yang menghasilkan ITEnabled Workers.

Upaya pengembangan SDM dari dimensi kualifikasinya diarahkan agar menjadi SDM yang profesional, sehingga pengembangan SDM mengarah pada pengembangan profesi atau berbasis kompetensi. Artinya diperlukan suatu pengembangan kurikulum yang disusun berdasarkan kolaborasi antara muatan lokal dengan muatan internasional, supaya lulusan PTS tersebut memiliki kompetensi yang diperlukan untuk bisa bekerja dan merebut peluang kerja di luar negeri.

Makin banyak perguruan tinggi swasta yang mengembangkan program gelar ganda. Strategi meluncurkan program gelar ganda di beberapa universitas dalam negeri semakin gencar dilakukan. Tak hanya universitas negeri namun juga melibatkan pihak swasta. Strategi ini diterapkan untuk mempersiapkan lulusannya di era perdagangan bebas dan mensejajarkan universitas dalam negeri dengan luar negeri. Program gelar ganda memungkinkan mahasiswa untuk mendapat dua gelar. Satu gelar dari universitas dalam negeri, sedangkan satu lagi dari luar. Adanya pengakuan dari luar negeri ini meningkatkan daya saing mahasiswa atau lulusan. Karena harus diakui, hingga kini lulusan dalam negeri masih dipandang sebelah mata di pasar bebas.

Dibukanya keran perdagangan bebas juga memungkinkan universitas luar negeri membuka cabang di Indonesia. Kompetisi tentu saja akan semakin ketat karena tidak hanya bersaing dengan sesama universitas lokal, para pendatang luar juga harus dihadapi. Kerjasama tersebut pada dasarnya merupakan upaya unversitas untuk diakui di dunia Internasional dan mensejajarkan diri dengan unversitas dari luar negeri. Untuk mendapatkan gelar ganda, mahasiswa bisa mengambil program 2+1, yaitu mengikuti dua tahun pengajaran di dalam negeri dan satu tahun di luar negeri. Atau dengan program 3+0, sehingga para mahasiswa tidak perlu pergi ke luar negeri. Pengajaran diberikan di dalam negeri dengan tenaga pengajar yang dimodifikasi antara lokal dan juga mendatangkan dosen dari luar negeri. Setelah selesai, mahasiswa akan mendapat gelar sarjana bachelor of Computer Science dari luar negeri, serta gelar Sarjana Komputer dari dalam negeri.

Dengan pola inilah, maka PTS dapat menghasilkan Sarjana Komputer Indonesia yang dapat GO International untuk meraih peluang kerja diluar negeri, sehingga akan meningkatkan citra Bangsa Indonesia, tidak hanya sebagai ekportir tenaga PRT akan tetapi juga sebagai exportir tenaga ahli di bidang teknologi informasi.

Tata Sutabri S.Kom, MM -- Deputy Chairman of STMIK INTI INDONESIA, Pemerhati Dunia Pendidikan TI, Jl. Arjuna Utara No.35 – Duri Kepa Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510 Telp. 5654969, e-mail : tata.sutabri@inti.ac.id .

Sumber : http://artikel.total.or.id

Dirjen HaKI : Blogger Ayo Lindungi Karyamu!


Ilustrasi (Ist.)

Jakarta - Teknologi internet yang berkembang menimbulkan gaya hidup baru termasuk dalam pengembangan konten. Namun sayang, banyak pengembang konten termasuk blog yang belum tahu bahwa karyanya dilindungi undang-undang bila dikomersilkan.

Menurut Andi Noorsaman Sommeng, Dirjen HaKI Departemen Hukum dan HAM, keuntungan dari mengembangkan konten di internet memang bisa berpromosi secara gratis. Meski begitu, pencipta bisa saja menuntut pihak yang mengkomersilkan orang konten buatannya.

"Yang hak-nya diambil mereka bisa menindak, tapi kalau pencipta tidak mau menuntut ya tidak apa-apa," ujarnya, di sela Simposium Asia Pasifik World Intelectual Property Organization yang berlangsung di Hotel Mercure Ancol, Jakarta.

Hak tersebut dilindungi dalam UU 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta, yang ancaman maksimalnya denda Rp 5 miliar dan penjara sebulan. "Jadi begitu ada publikasi, tanpa harus mendaftar ke Depkumham perlindungannya sudah ada," imbuh Andi.

Sayangnya, selain pengembang konten ringback tone, banyak pengembang konten lain terutama blogger masih belum sadar kalau karyanya dilindungi undang-undang. "Memang belum tersosialisasi dengan baik, kendalanya Indonesia penduduknya banyak dan terpisah secara geografis. Makanya simposium ini bertujuan untuk membuat public awarness itu," kata Andi.

UU ini sekaligus melindungi produk asing yang diunduh melalui internet. "UU Haki ini berlaku bagi anggota WIPO karena sistemnya resiprokal. Kalau produk mereka kita lindungi, maka produk kita juga dilindungi oleh UU mereka," lanjutnya.

WIPO merupakan organisasi yang berada dibawah naungan PBB yang mengurus Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI). Organisasi ini mempunyai anggota sekitar 180 negara.

Simposium ini sendiri diklaim Andi sebagai yang pertama di dunia. Pemilihan Indonesia sebagai tuan rumah didasarkan karena karena Indonesia dinilai unggul dalam pengembangan konten dibanding negara lain.

"Kamu lihat, kalau software kita memang kalah dengan India sedangkan hardware kita kalah dengan Singapura. Tapi kalau Indonesia unggulnya di konten, coba liat lagu-lagunya yang sering diputar di negara lain, itu yang bisa dilindungi," umbar Andi.

Sementara itu, konsultan WIPO untuk Asia Pasifik Candra N. Darusman mengatakan, sejauh ini di Indonesia belum banyak laporan pelanggaran yang terkait User Generated Content (UGC). "Namun isu ini akan dominan dalam 5 tahun ke depan. Yang paling dilindungi adalah pencipta lagu, perusahaan rekaman dan siapa saja yang memiliki konten," Andi menandaskan.

Sumber : Nograhany Widhi K - detikinet

Download Save As PDF plugin for Microsoft Office 2007


Direct Download Link for Office 2007 Save as PDF or XPS with No Validation

Microsoft provides an useful tool to genuine Microsoft Office 2007 users that allows them to export save an Office document in Acrobat PDF or Microsoft XPS format. (See how to export to PDF in Office 2007 To download these supplement utility, especially the ultra popular Save as PDF add-in for Office 2007, together with Save as PDF or XPS and Save as XPS add-ins, the genuine validation test will be done. Here’s the direct download links to the above PDF and XPS Office 2007 add-ins which do not need validation to be done. Useful especially for Firefox users.

2007 Microsoft Office Add-in: Microsoft Save as PDF and XPS : SaveAsPDFandXPS.exe

2007 Microsoft Office Add-in: Microsoft Save as PDF : SaveAsPDF.exe

2007 Microsoft Office Add-in: Microsoft Save as XPS : SaveAsXPS.exe

The download, after installed, will allow exporting and saving to the XPS format in eight 2007 Microsoft Office programs, and also allow sending files as e-mail attachments in the XPS format in a subset of these programs.

How to Use Save As PDF Plugin to Make and Create or Convert to PDF Documents in Office 2007 for Free

Microsoft has little goodies for 2007 Office System suite (all editions) and individual Office programs such as Word 2007, Excel 2007, Access 2007, PowerPoint 2007, Visio 2007, InfoPath 2007, OneNote 2007 and Publisher 2007 with new feature where Office 2007 provides ability to create and make a PDF copy of Office document or publish and convert the Office document into Adobe Acrobat PDF file format. Acrobat PDF format is the popular and widely used format for document sharing and transmitting, and previously, a third party utility such as Adobe Acrobat is needed in order to export or save or print or convert a document or workbook into a PDF format file.

Office 2007 Save as PDF
The free Save as PDF or Save as XPS add-in or plug-in is available for download from Microsoft. There is also individual Save as PDF and Save as XPS only add-ins or plugins available. Depending on your need, you can download the individual version of Save as PDF only as it makes no sense to download the combo version if one little use, since the XPS (XML Paper Specification) is less popular file format.

Once download the Save as PDF add-in for Office 2007, install the executable and the setup will automatically add the Save as PDF function into your Office 2007 programs. Next, open the document that you want to convert to Adobe Acrobat PDF format, or prepare the document that you want to save in PDF format. Once done, click on the Office icon on the top left corner, and at the opened pane or drop down menu, locate and select “Save As” option. Once selected, there will be a “Save as PDF or XPS” menu option with description “Publish a copy of the document as a PDF or XPS file” on the right pane. Select this option by clicking on it to export and save your Office document in PDF format or convert Access database, Excel workbook, Infopath document, Word document, Visio drawing, Publisher drawing, Powerpoint presentation and OneNote file into PDF file.

Cara Biar Firefox Jadi Cepet




1.ketik "about:config" pada address bar lalu enter kemudian
Scroll down , cari entry:

network.http.pipelining
network.http.proxy.pipelining
network.http.pipelining.maxrequests

Secara Normal browser akan membuat satu permintaan halaman web dalam satu waktu. Saat pipelining dibuat enable akan membuat permintaan akses beberapa kali dan ini akan meningkatkan kecepatan membuka halaman..

2. Yang harus di rubah sebagai berikut:

Set "network.http.pipelining" jadi "true"
Set "network.http.proxy.pipelining" jadi "true"
Set "network.http.pipelining.maxrequests" ke nomor misal 30. Ini berarti dalam satu waktu meminta sebanyak 30 kali. (Jangan merubah angka melebihi 30, sebab beberapa situs akan menganggap anda flood dan ip malah di banned kan celaka bro hehehhehehehe...)

3. Terakhir klik kanan di mana aja dan pilih New-> Integer. Beri nama "nglayout.initialpaint.delay" dan beri nilai "0". Nilai ini memberikan jeda waktu browsing menunggu sebelum memberikan reaksi atas informasi yang diterima..

Task Manager & Regedit Disabled by Your Administrator



Anda pernah mengalami seperti gambar di atas. Itu bisa di sebabkan karena virus. Pada saat pelatihan di ICT center Bdl, ternyata semua komputer sudah terinjeksi virus dan mengalami hal seperti di atas. Kemudian saya coba searching pake mbah google. Dan mungkin anda juga bisa sampai ke blog ini dengan perantara mbah google juga.hehehe. Akhirnya dapat juga tutorial dan toolsnya buat mengenable Task Manager dan Regedit. Silahkan di coba langkah-langkah ini
1. Mengenable Task Manager
Di sini saya dapat tools yang namanya Task Manager Fix. silahkan cari di google at kalo linknya belum di apus ada di sini Download

2. Mengenable Regedit
Tutorialnya saya dapat di sini http://www.pchell.com/support/registryeditordisabled.shtml
Silahkan di coba salah satu jika sudah berhasil cukup. Tapi saya coba langkah yang ke 4
Method 1 - Enabling the Registry with VBScript

Doug Knox, a Microsoft Most Valuable Professional, has created a VBScript that enables or disables the Registry Editor based on the following location in the registry. Of course, since the registry editor is disabled, you can't change it manually, so Doug wrote a Visual Basic Script to accomplish the task.

HKey_Current_User\Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Policies\System\

Visit Doug's page and download Registry Tools VBScript to your desktop, double-click on it to run it, then reboot your computer and try to open the Registry Editor.

If this fix didn't solve your problem, try method two shown below.

Method 2: Use Symantec's tool to reset shell\open\command registry keys

Sometimes worms and trojans will make changes to the shell\open\command registry entries as part of their infections. This will cause the virus to run each time you try to run an .exe file such as the Registry Editor. In these cases, visit Symantec's website and download the UnHookExec.inf file to your desktop. Right-click on it and choose Install. Restart your computer and then try to open the Registry Editor.


Method 3: Rename Regedit.com to Regedit.exe

Some viruses and other malware will load a regedit.com file that is many times a zero byte dummy file. Because .com files have preference over .exe files when executed if you type REGEDIT in the run line, it will run the regedit.com instead of the real regedit.exe file.

Delete the regedit.com file if its a zero byte file to restore access to REGEDIT. In some cases, such as the W32.Navidad worm, you'll need to rename the REGEDIT file to get it to work.



Method 4: Windows XP Professional and Group Policy Editor

If you have Windows XP Professional and access to an administrative user account, you could change the registry editor options in the Group Policy Editor.

1. Click Start, Run
2. Type GPEDIT.MSC and Press Enter
3. Go to the following location

* User Configuration
* Administrative Templates
* System
4. In the Settings Window, find the option for "Prevent Access to Registry Editing Tools" and double-click on it to change.
5. Select Disabled or Not Configured and choose OK
6. Close the Group Policy Editor and restart your computer
7. Try opening REGEDIT again

Although there are a few other ways, the above ways I have used with great success in re-enabling the REGEDIT command. If you are interested in more ways to reactive the REGEDIT command, you may want to visit a site called Killian's Guide, that goes into more detail on a variety of ways to get the registry editor to work again.

How to remove fucker.vbs

How to remove fucker.vbs
Virus fucker.vbs ini membuat folder kita menjadi hidden. Tapi anda tidak perlu cemas. Dan akan untuk menghilangkannya bisa digunakan AVG Free dari grisoft dengan update terbaru. Setelah di install AVG Free dan di Update kemudian kita scan drive atau Flash disk yang terkena virus. Dan kita Clean/delete virus. Setelah selesai maka baru akan muncul file virus tersebut dengan nama Fucker.vbs dan file autorun.inf yang jika di buka dalamnya dengan notepad akan link ke Fucker.vbs kemudian kita delete manual dua file itu. Kemudian buka command prompt (cmd).
Dari run tuliskan cmd kemuadian masuk ke drive atau flashdisk yang terkena virus kemudian ketikkan attrib -s -h /s /D.
Contoh :
=================================
Microsoft Windows XP [Version 5.1.2600]
(C) Copyright 1985-2001 Microsoft Corp.

E:\>attrib -s -h /s /D

=================================
Maka folder kita yang di hidden akan muncul kembali.

Jika langkah di atas tidak berhasil maka dapat di gunakan langkah yang ini, baca selengkapnya di
http://bambangoke.blogspot.com/2007/05/remove-virus-fuckervbs-
from-computer.html

Thanks.


Virus Name:

W32/Catcher-A (Sophos), Fucker.vbs (AVG), Fucker.vbs (NOD32). Currently McAfee VirusScan still cannot detect this as virus (DAT 5018).

Symptoms:

Internet Explorer Title nya akan berubah menjadi "Malaysia Hacker", dan akan mendownload "sex.zip" ketika IE sedang di buka, Tidah ada respon ketika di double-click di drive (misal: C:)

Dan untuk meremove virus ini dapt mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :

Untuk menghilangkan virus dari komputer :

Lihat di

Bagaimana untuk memperbaiki Internet Explorer kembali :

1.Klik pada start , run, ketik regedit
2. Masuk ke registry editor dan cari HKCU\Software\Microsoft\InterExplorer\Main
Delete "Windows Title = Malaysian Hacker"
3. Jika ada "fucker.vbs" dapat di delete di registry key
HKCU\Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Explorer\MountPoints2
Delete the folder shell where fucker.vbs is found.
3. Buka IE kembali, dan akan normal kembali dengan default page
Setelah itu maka komputer anda sudah terbebas dari virus FUCKER.VBS .

Semoga Berguna

jambulwan Made with My Cool Signs.Net