Lokasi rumah Marcellinus Didiek Ananto , dan Daftar Lokasi Gua Maria di seluruh Indonesia

Cerita Makam Dan Jenasah Romo Kanjeng (Mgr Albertus Hermelink Gentiaras, SCJ)

Berita Romo Kanjeng membuat orang yang mendengar mungkin merasa heran kok bisa begitu ya..
Dan memang setelah saya membuktikannya sendiri pada tanggal 10 Juli 2010 yang lalu, saya menyadari bahwa Kuasa Tuhan tidak ada yang bisa mengalahkan.

Untuk beritanya bisa dibaca di Tribun Lampung, silahkan Klik Disini

Terima Kasih Tuhan.

Tuhan Maha Kasih, Maha Memberi, dan Maha Kuasa.. di usiaku yang bertambah aku diberi suatu peringatan besar pada diriku.. Anakku Georgius Nathan Setya Ananta sakit panas dari hari selasa malam, rabu pagi aku bawa ke Rs. Imanuel.. dan sampai rabu malam belum juga turun. Sekitar jam 21.00 aku ingat aku punya air suci dan ku ambil lalu aku berdoa "Tuhan Engkau maha kasih lewat media air suci ini aku mohon rahmatMu untuk kesembuhan anakku, turunkan panas tubuhnya. Amin" dan doa bapakami "Bapa kami yang ada di surga Dimuliakanlah nama-Mu Datanglah Kerajaan-Mu Jadilah kehendak-Mu Di atas bumi seperti di dalam Surga Berilah kami rejeki pada hari ini "dan berikan kesembuhan anakku dan juga turunkan panas yang dideritanya", Dan ampunilah kesalahan kami, seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami Dan janganlah masukkan kami ke dalam percobaan Tetapi bebaskan kami dari yang jahat, AMIN...

Intinya dari ceritaku diatas...
Bahwa hidup harus disyukuri, Tuhan sudah memberikan segalanya bagi kita.. dan bentuk syukur itu kita harus banyak doa baik dalam senang maupun susah. Ingat Tuhan Maha Rahim.. Amin...

Hari Jadiku

Hari ini aku diberi kesempatan bertambah umur, sudah dewasakah aku? sudah bijaksanakah aku? Tuhan terima kasih Engkau memberikan semuanya kepadaku... sehin gga aku masih boleh menerima nafas hidup, kesehatan kebahagiaan, dan kesempatan berkumpul dengan semua orang yang aku kasihi.

Ya Tuhan bimbinglah selalu aku supaya dapat selalu mengikut jalan-Mu..

Amin....

Permenungan tentang Sikap.

Semakin lama kita hidup, semakin kita sadar
Akan pengaruh sikap dalam kehidupan (seharusnya)

Sikap lebih penting daripada ilmu,
daripada uang, daripada kesempatan,
daripada kegagalan, daripada keberhasilan,
daripada apapun yang mungkin dikatakan
atau dilakukan seseorang.

Sikap lebih penting
daripada penampilan, karunia, atau keahlian.
Hal yang paling menakjubkan adalah
Kita memiliki pilihan untuk menghasilkan
sikap yang kita miliki pada hari itu.

Kita tidak dapat mengubah masa lalu,
Kita tidak dapat mengubah tingkah laku orang,
Kita tidak dapat mengubah apa yang pasti terjadi,
Satu hal yang dapat kita ubah
adalah satu hal yang dapat kita kontrol,
dan itu adalah sikap kita.

Dan kita seharusnya semakin yakin bahwa hidup adalah
10 persen dari apa yang sebenarnya terjadi pada diri kita,
dan 90 persen adalah bagaimana sikap kita menghadapinya.

Sumber : http://katakatamutiara.com/

Hidup seperti SEMAR ?!!?!


Semar bertubuh tambun: melukiskan keluasan hatinya. Ati segara, begitu kata orang Jawa: hati bagai samudera. Makin luas hatinya berarti makin halus pula rasa-nya. Dalam literatur Jawa, rasa adalah inti terdalam manusia, kebenaran tertinggi. Makin halus rasanya, berarti makin dekat orang itu pada inti kebenaran, makin tinggi tingkat spiritual-nya. Dan makin halus rasa seseorang, dia akan menjadi makin momot, makin luas ruang hatinya, sehingga bagai samudera yang bisa menampung ribuan sungai yang mengalir kepadanya tanpa menjadi penuh maupun kotor.
Sebaliknya makin kasar rasa seseorang, makin rendah tingkat spiritual-nya, makin kaku sikapnya, dan makin sulit menerima pandangan yang berbeda, tidak bisa hidup tenteram dengan kelompok lain, mau menang sendiri... dan ugal-ugalan. Lebih celaka lagi, dengan mengatas-namakan agama dan Tuhan!

Bagaimana kita dapat menggali
inti terdalam manusia, kebenaran tertinggi, kejujuran, cinta kasih. Ya... seandainya (mengandai-andai) di lingkungan kita sendiri jika semua individi sudah dapat menggali diri sendiri seperti kalimat diatas, pasti hidup

bermasyarakat itu akan indah tanpa saling membenci, saling iri, saling menyalahkan, saling.. dan saling yang lain akan bermunculan. Maka dari itu, mawas dirilah yang harus coba pada setiap individu.

Usia Tua ternyata belum tentu dewasa apalagi bijaksana

Aku sekarang usia hampir 34 thn, aku mencoba untuk merefleksikan diriku sendiri. Ternyata aku sampai umurku saat ini masih saja mengeluh dengan semua yang sudah aku nikmati (bersyukur ? aku belum bisa bersyukur), ternyata pengalaman hidup adalah proses untukkita menjadi diri kita seutuhnya. Ada 1 kisah, seorang yang ternyata hidup dengan semua yang serba lebih dari cukup masih bisa dikalahkan dengan yang namanya ego dan emosi... dan yang lebih buruk.. semua itu (ego dan emosi) dapat membuat tabiat yang kurang terpuji (tidak ada kasih dan sayang antar sesama) dilihat kita sebagai mahluk Allah yang (katanya) sempurna. Apa sih biar aku ini bisa di lihat sosok yang dewasa dan bijaksana? Apa semua tindakan harus dilandasi dengan cinta kasih ? Apa hidup ini harus di syukuri? atau Apa...................................?

Aku ingin menjadi manusia yang dewasa, bijaksana dan hidup penuh syukur atas Rahmat yang telah diberika-Nya.

Berdoa dan Sikap Bijaksana

Semalam (kamis, 18 Februari 2010) sekitar jam 22.00 aku berkunjung ke Semeru atas panggilan saudaraku Anik Winarto. Dan kira-kira jam 23.30 lewat sesuatu yang baru pertama kali aku lakukan berkomunikasi antar dua dimensi, yang aku juga begitu takjub. Singkat cerita aku mendapat mandat untuk selalu melakukan tirakat dan wajib untuk tahan (lek-lekan) untuk suatu tugas membantu beban yang di gendong oleh salah satu saudaraku.

Dan aku akhirnya hanya bisa menyimpulkan, bahwa semua masalah hanya bisa kita hadapi dengan berdoa meminta (Jangan Malu) kepada Allah agar kita dapat terlepas dari segala masalah berat (individu masing-masing) dan juga harus bersikap bijak dalam menyelesaikan masalah itu.

Dan juga yang jelas setiap individu pasti punya masalahnya masing-masing, dan bagai mana kita menyikapinya masing-masing.

Mari saudaraku kita pikul bersama supaya semua ringan apa adanya.....
Tuhan Selalu Bersama Kita....... Amin.....

Dewasa ?

Dewasa ? apa arti satu kata ini.......
Sungguh, aku sedang di uji oleh suatu kasus yang di tuntut untuk menjadi dewasa dalam menyelesaikannya. Aku berusaha dewasa dan bijaksana dalam menyelesaikan kasus ini, karena yang kuhadapi adalah si tinggi* dan si rendah* (*jabatan).
Proses dari tanggal 30 Januari 2010 hingga kini (4 Februari 2010) belum berhasil mempertemukan si tinggi dan si rendah dalam penyelesaian kasus ini. Dan sore ini si tinggi menjanjikan untuk dapat bertemu, yang si tinggi sendiri jajikan untuk bertemu dari kemari siang (3 Februari 2010) dan ia sendiri yang membatalkan.
Sekarang siapakah yang dewasa dalam hal ini....
1. Anda ?
2. Saya ?
3. Si Tinggi ?
4. Si Rendah ?
Tak tau ............................

jambulwan Made with My Cool Signs.Net