Semar bertubuh tambun: melukiskan keluasan hatinya. Ati segara, begitu kata orang Jawa: hati bagai samudera. Makin luas hatinya berarti makin halus pula rasa-nya. Dalam literatur Jawa, rasa adalah inti terdalam manusia, kebenaran tertinggi. Makin halus rasanya, berarti makin dekat orang itu pada inti kebenaran, makin tinggi tingkat spiritual-nya. Dan makin halus rasa seseorang, dia akan menjadi makin momot, makin luas ruang hatinya, sehingga bagai samudera yang bisa menampung ribuan sungai yang mengalir kepadanya tanpa menjadi penuh maupun kotor.
Sebaliknya makin kasar rasa seseorang, makin rendah tingkat spiritual-nya, makin kaku sikapnya, dan makin sulit menerima pandangan yang berbeda, tidak bisa hidup tenteram dengan kelompok lain, mau menang sendiri... dan ugal-ugalan. Lebih celaka lagi, dengan mengatas-namakan agama dan Tuhan!
Bagaimana kita dapat menggali inti terdalam manusia, kebenaran tertinggi, kejujuran, cinta kasih. Ya... seandainya (mengandai-andai) di lingkungan kita sendiri jika semua individi sudah dapat menggali diri sendiri seperti kalimat diatas, pasti hidup
bermasyarakat itu akan indah tanpa saling membenci, saling iri, saling menyalahkan, saling.. dan saling yang lain akan bermunculan. Maka dari itu, mawas dirilah yang harus coba pada setiap individu.
Bagaimana kita dapat menggali inti terdalam manusia, kebenaran tertinggi, kejujuran, cinta kasih. Ya... seandainya (mengandai-andai) di lingkungan kita sendiri jika semua individi sudah dapat menggali diri sendiri seperti kalimat diatas, pasti hidup
bermasyarakat itu akan indah tanpa saling membenci, saling iri, saling menyalahkan, saling.. dan saling yang lain akan bermunculan. Maka dari itu, mawas dirilah yang harus coba pada setiap individu.
1 komentar:
Benarkah Semar bukan laki-laki dan juga bukan perempuan ? jadi siapa donk ????????
Posting Komentar